PT Komatsu Indonesia Resmikan Pabrik Perakitan Baru Berkonsep Smart Factory untuk Mendorong Efisiensi dan Keberlanjutan

Okt 24, 2025 • 5 menit waktu baca
PT Komatsu Indonesia meresmikan New Assembly Plant di Kawasan Industri MM2100, Cibitung, Bekasi. Fasilitas berkonsep Smart Factory ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi emisi karbon, dan memperkuat posisi Komatsu dalam industri alat berat nasional.

PT Komatsu Indonesia secara resmi meresmikan fasilitas New Assembly Plant yang berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Fasilitas ini menjadi langkah strategis penting dalam memperkuat infrastruktur manufaktur perusahaan, khususnya untuk produk Hydraulic Excavator berukuran besar, sekaligus memperkokoh posisi Komatsu di industri alat berat nasional.

 

 

Fasilitas baru ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 15.000 m² dengan periode konstruksi dari Desember 2024 hingga Oktober 2025. Kehadirannya melengkapi operasi Komatsu yang telah beroperasi di Cibitung, Cilincing, dan Cikarang.

Pabrik tersebut mengusung konsep Smart Factory yang mengintegrasikan sistem otomasi dan digitalisasi di seluruh proses produksi. Salah satu inovasi utamanya adalah penggunaan Automatic Guided Vehicles (AGV) untuk sistem distribusi komponen, yang bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi emisi karbon. Kapasitas produksi tahunan ditargetkan mencapai hingga 200 unit.

 

 

Presiden Direktur PT Komatsu Indonesia, Bapak Jamalludin, menegaskan kembali komitmen perusahaan terhadap inovasi, efisiensi, dan keberlanjutan. “Melalui fasilitas ini, kami berupaya menciptakan lingkungan produksi yang lebih hijau, aman, dan produktif dengan memanfaatkan otomasi serta digitalisasi. Kami juga berharap fasilitas ini dapat memperkuat kontribusi Komatsu Indonesia terhadap industri nasional dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan serta masyarakat,” ujarnya.

Peresmian ini menjadi tonggak penting dalam strategi jangka panjang Komatsu Indonesia untuk membangun basis manufaktur yang tangguh di Asia. Langkah ini memperkuat daya saing perusahaan, memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor di sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan, serta mendorong pertumbuhan industri berkelanjutan di Indonesia.